Badan Pengelola (BP) Batam menyerahkan pengelolaan Bandara Internasional Hang Nadim kepada PT Bandara Internasional Batam (bib) pada 1 Juli. Serah terima tersebut diresmikan oleh Ketua BP Batam, Muhammad Rudi, bersama managing director PT Bib, Pikri Ilham Kurniansyah, dan disaksikan oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto. Bandara Internasional Hang Nadim akan dikelola oleh PT BIB selama 25 tahun. Perusahaan yang dibentuk oleh konsorsium PT Angkasa Pura I yang terdiri dari Incheon International Airport Corporation (IIAC) dan PT Wijaya Karya (Persero) ini menjadi pemenang lelang pengelolaan Badan Usaha Bandara Hang Nadim (PPP). Perusahaan koperasi, senilai Rp 6,89 triliun, akan mencakup lima proyek. Yang pertama adalah renovasi struktur yang ada, pembangunan Terminal I, pembangunan Terminal II dan pengelolaan dan pemeliharaan semua infrastruktur mitigasi longsor bandara. Proyek kedua akan mencakup pembukaan rute penerbangan domestik di seluruh Indonesia, sedangkan yang ketiga akan menjadi pembukaan jalur penerbangan internasional ke China, Korea Selatan, India, Thailand dan ke Arab Saudi untuk peziarah untuk pertama kalinya. Proyek keempat akan mencakup pengembangan Batam sebagai tujuan wisata, dan kelima akan mengembangkan bisnis regional dan strenthenging Batam sebagai pusat kargo. BP Batam juga mengembangkan Pelabuhan Batu Ampar untuk meningkatkan kualitas pelayanan pelabuhan dan kapasitas peti kemas dengan target 1,6 juta twenty-foot-equivalent units (TEUs) pada tahun 2025. Perjanjian tersebut ditandatangani antara BP Batam, Persero Batam dan Asset Management Company (PPA). Ini akan mencakup kerja sama dalam pembangunan dan pengoperasian terminal peti kemas di Pelabuhan Batu Ampar dengan membeli superstruktur empat quay container cranes (QCCs), 20 head truck, 10 Rubber-tired gantry cranes (RTGCs) dan 2 reach stackers. Perjanjian tersebut juga berencana untuk menyediakan infrastruktur dalam bentuk halaman kontainer, gedung perkantoran, terminal gerbang dan fasilitas pendukung lainnya. Kemitraan ini bernilai RP680 miliar dengan jangka waktu pengadaan 12 hingga 16 bulan. Batam juga telah membuka pintunya bagi Blue Steel Industries yang berbasis di Australia, dengan total investasi Rp 3,5 triliun dalam dua tahap. Acara ini ditandai dengan Peletakan Batu Pertama oleh Presiden Direktur Industri Baja Biru, Benny Lau, bersama dengan Menteri Koordinator Perekonomian dan Ketua BP Batam. “Hari ini saya didampingi Ketua BP Batam, Muhammad Rudi, yang melakukan tiga kegiatan sekaligus, yaitu upacara serah terima operasional dan peletakan batu pertama untuk pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim; kesepakatan awal pengembangan Pelabuhan Batu Ampar; dan penandatanganan prasasti dan peletakan Batu Pertama Industri Baja Biru. Investasi dalam kegiatan ini mencapai 11 triliun rupiah, ” kata Airlangga. Blue Steel Industries akan berlokasi di Kawasan Industri Kabil Taiwan seluas 50 hektar. Perusahaan, dengan lebih dari 10 tahun pengalaman di bawah ikat pinggangnya, telah memiliki total produksi lebih dari 1 juta ton produk baja ringan, membangun batu bata ramah lingkungan dan inovasi baja ringan.
Artikel ini dipublikasikan di thejakartapost.com dengan judul “Evolusi Batam ditandai dengan investasi dan infrastruktur”. Klik untuk membaca: https://www.thejakartapost.com/adv/2022/07/11/batams-evolution-marked-by-investment-and-infrastructure.html.
Unduh Aplikasi Jakarta Post untuk akses berita yang lebih mudah dan cepat:
Android: http://bit.ly/tjp-android
iOS: http://bit.ly/tjp-ios